Pages

Friday, October 03, 2014

Kasihku Padamu

Tak pernah kukira akan bisa melihat lagi binarnya matamu saat kamu melihatku. Kutangkap kegembiraan yang tulus saat kau menyambut kehadiranku.. Duhai, betapa saat seperti ini sudah begitu lama ku rindukan. Keharuan membuncah dalam dadaku, tapi sayang keramaian jalan di Dago Pojok saat itu tidak memungkinkan aku serta merta memelukmu..

Entah apa yang membuatmu sedikit berubah seperti ini. Biasanya aku harus slalu menelan kekecewaanku saat kita bertemu. Padahal setiap pertemuan sebelum ini denganmu, selalu ku antisipasi dan kunantikan dengan penuh suka cita. Namun yang biasanya terjadi adalah, wajahmu selalu datar dan sikapmu begitu dingin, membuatku menggigil dalam kerinduan yang tak terbalaskan..


Putraku...

Aku mungkin belum bisa menjadi ibu yang baik bagimu. Saat usiamu baru mencapai 4 tahun, aku terpaksa meninggalkanmu demi sebuah mimpi untuk masa depan kita. Lalu jarak dan waktu membentang jauh memisahkan kita. Meski begitu selama berada dirantau, keyakinanku untuk bisa bertemu kembali denganmu telah membuatku bertahan dalam menghadapi berbagai badai hidup yang menimpaku. Aku selalu mengingatmu, menyebut namamu di setiap doaku. Memohon agar Yang Kuasa senantiasa melindungimu dan mengasihimu. Namun seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usiamu, aku merasakan hatimu semakin menjauh dariku.

Putraku...

Maafkan aku yang belum bisa menjadi ibu yang sempurna bagimu. Aku menyadari kesalahanku, meninggalkanmu. Apapun alasan yang kumiliki saat itu, seharusnya aku tak pernah melepaskanmu dari pelukanku, dan selalu berada di sisimu saat kau membutuhkan aku. Walau apapun kulakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan lahirmu, ternyata ada yang tak pernah bisa kupenuhi. Kebutuhan bathinmu akan kasih sayang seorang ibu. Tak dapat kusalahkan bila akhirnya hatimu yang kecewa lalu tertutup untukku. Bahkan ketika aku kembali dari rantau, kamu tidak pernah bisa lagi tersenyum untukku. Dan setelah kau tumbuh menjadi seorang pemuda, kau yang harus pergi jauh dari rumah demi menggapai cita-citamu.

Tapi tidak kemarin. Kau tersenyum, kau tertawa. Kau sambut tanganku saat ku datang menjengukmu dan berbincang padaku. Kau ceritakan banyak hal, dan matamu bersinar-sinar. Tahukah kau, hatiku terasa melayang ke langit ke tujuh. Putraku, betapa bahagianya ibumu hari itu..

Aku dan kamu memang telah kehilangan begitu banyak waktu untuk bersama-sama melalui masa pertumbuhanmu. Aku telah merenggut keindahan masa kanak-kanakmu yang seharusnya selalu tertawa ceria dalam dekapanku. Bertahun-tahun kamu harus menangis sendirian tanpa belaian sayangku saat kau sedih dan marah. Tahukah kau betapa aku menyesali semua itu.. berapa banyak kata maaf yang terucap dari bibirku teriring deraian air mataku saat aku mengingatmu? Maafkan ibumu.. maafkan aku..

Putraku...

Apapun alasan yang merubah sikapmu padaku kemarin, aku tak peduli. Sudah cukup bahagia hatiku menyaksikan senyummu. Terlebih saat kau antarkan aku menanti kendaraan yang akan membawaku pulang ke kotaku tanpa ku minta. Dan aku tak peduli lagi. Kau cium tanganku dan kupeluk erat dirimu, rasanya tak ingin kulepaskan lagi. Putraku, tahukah kau betapa aku teramat menyayangimu??

Dan hari ini adalah hari ulang tahunmu yang ke-18. Selamat Ulang Tahun, Putraku tersayang, beribu doa terpanjat untukmu. Semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat padamu. Semoga Allah senantiasa melimpahimu dengan rizky dan keberkahan di sepanjang usiamu. Semoga Allah senantiasa menjaga dan melindungimu dari segala keburukan dan kejahatan dunia ini. Dan semoga, hatimu akan semakin terbuka dan mendekat kembali padaku, ibu yang mengasihimu..

Untukmu Putraku, kasih sayang dan doaku akan selalu menyertaimu.

by :
Yulinda
klappykoe.com

1 comment:

Unknown said...

Mbak yulinda dah bikin aku nangis bacanya, aku kan sensitif banget gampang ngeluarin air mata. Tapi aku ikut seneng hubungan mbak yulinda dan putranya sudah kembali baik... keep smile :)